Bukit CintaUkuran lukisan : 25 x 18 cm
Ukuran pigura : 37 x 30 cm
Karya : Januari 2010
Bahan : pita saten dan organdi, pensil warna
Inspirasi : Gadis kecil anak tetangga
Siang itu di rumah dalam kesendirian, tiba-tiba telpon berdering, kuangkat dan terdengar suara gadis kecil anak tetangga berkata : " Bu.... lagi ngapain?? sendiri ya??. Aku temani yaaa??"
Jawabku : " Baiklah, datanglah ke sini, Ibu kesepian, badan Ibu tidak enak".
Tak lama pintu di ketuk, kubuka pintu tampak Dora anak SD kelas I dan kakaknya berbinar2 matanya karena lama tidak main. Terjadilah dialog cerita kita :
Dora :" Lagi ngapain bu...?"
Ibu :" Ooo ibu tiduran sambil lihat pita-pita ini pengin disulam di situ"
Dora : " Wah.... keren, bu. Aku mau diajari, gimana caranya?? ayo..... ayo.... aku bisa. Sini bu, coba"
Sejenak aku agak ragukan kesungguhan anak itu dan kutatap matanya yang bening.
Ibu : " Baiklah.... kamu siap untuk belajar dan siap kena jarum?"
Kakak : " Jangan bu, nanti adik nangis kalo kena jarum, di rumah sama ibu gak boleh lho"
Dora : " Gak apa bu, aku nggak nangis kok. ayo bu.... aku siap lo....... gimana bu?"
Ibu : " OK kita coba dan perhatikan tangan ibu ya, kakak jangan kawatir adik pasti hati-hati dan bisa..... kau juga boleh belajar"
Kami asik bermain pita dan jarum di atas kanvas.... dan tak terasa waktu tidur bagi kedua anak itu namun mata itu masih saja menekuni jarum................ dan............
Ibu : " Sudah ya nak, istirahat, pulanglah........... nanti ke sini lagi"
Dora : " Nggak bu.... aku mau tidur di sini saja. Aku pengin buat sulam ini"
Ibu : " Baiklah..... yuuk kita tiduran saja"
Sambil tiduran kami bertiga ngobrol dan bercanda.... namun lama kelamaan mata Dora ngantuk dan tertidur pulas sampai jam 17.15 wib
Aku hanya tertegun, betapa semangat Dora untuk belajar dan meyakinkan diri untuk bisa.......
Ya..... inspirasi dalam Bukit Cinta gadis anak tetangga yang menemani kala aku sendiri terjebak dalam ketidakberdayaan tubuh bergerak.
Ketika lukisan itu selesai di pigura, Dora main ke rumah dan terkejut dengan bagian sulam pitanya diantara buliran pita bukit cinta yang masih diingatnya.
".....Keren, bu".
